Share

Mengajak Dzaki Makan Malam

Malam datang menyapa. Sejak kejadian tadi siang, Aruna merasa lebih canggung terhadap Dzaki. Terkadang saat bertemu, Aruna memilih secepat mungkin menghindar. Bukan karena marah, tetapi bisa dikatakan cukup malu. Padahal Dzaki adalah suaminya.

Malam ini hidangan makan malam sudah tersaji. Aruna membantu bi Inah di dapur sambil berbicara banyak hal. Terutama tentang Abizar, anak yang sekarang sangat dirindukannya.

"Saya ke atas dulu, ya, Bi." Aruna pamit. Berniat menghampiri sang suami di kamar. Berjalan menjauh dari dapur dan menaiki anak tangga untuk sampai ke tujuan.

Begitu kedua kaki Aruna berada di ujung tangga lantai atas, ia terdiam. Ragu. "Dia sedang apa, ya? Aku merasa ragu." Aruna bimbang. Namun, harus memberitahu pula. Ah … membingungkan.

Bukannya meneruskan perjalanan, Aruna justru masih berdiri dengan otak yang sulit diajak bekerja sama. "Kenapa aku harus ragu? Dia, kan, juga manusia."

Aruna menarik napas panjang, mengembuskannya perlahan. Mencoba untuk lebih tenang dan y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status