Share

Hati yang Patah

​Bulan malam ini membulat sempurna. Aku mendongak menatapnya indah.

Tidak seperti matahari yang enggan dipandang. Bulan selalu memberi kesempatan kepada siapapun yang ingin melihat keindahannya.

Mungkin karena dia tahu, bahwa sebagian besar cahayanya adalah titipan dari sang matahari.

Dia bisa bercahaya dengan sempurna karena ada bantuan dari yang dicintainya, yaitu matahari.

Sayangnya, mereka harus selalu berjauhan.

​Mataku beralih melihat gerbang rumah Daniel, kenapa Daniel belum sampai? Harusnya malam ini dia sudah tiba dirumah.

Lima hari sudah dia meninggalkan aku sendiri dirumah ini. Aku rindu.

Aku berdiri berjalan masuk kedalam rumah meninggalkan teras juga rembulan malam. Aku duduk disofa menunggu kedatangan Daniel.

Aku yakin dia pasti pulang malam ini. Aku melirik jam dinding berwarna hitam diruang tamu. Ternyata sudah pukul 09.00 malam.

Aku berbaring diatas sofa. Mulutku sudah mulai menguap, mataku enggan terbuka, sepertinya aku mulai mengantuk.

Aku membiarkan mataku ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status