Share

Kebenaran yang Kutemukan

“Selamat pagi, pak.” Aku masuk keruangan Daniel.

“Pagi, Sofi. Silahkan masuk.” Aku berjalan menuju sofa. Seperti biasa, setiap pagi aku menyiapkan makanan yang kubawa untuk Daniel.

“Silahkan, pak. Sarapannya udah siap. Saya keluar dulu.” Aku melangkah ingin keluar ruangan.

“Sofi. Kenapa keluar? Kamu nggak mau nemenin aku makan?” Daniel memanggiku. Aku menyetop langkahku.

Daniel berjalan mendekatiku. Aku menunduk tidak ingin melihatnya.

Aku masih terlalu sakit mendengar kenyataan, bahwa Daniel tidak memiliki perasaan yang sama untukku.

“Ada kerjaan yang harus saya selesaikan, pak.”

Daniel mengangkat daguku. Aku mendongak dan melihat wajah daniel dengan jelas didepan mataku.

“Kamu kenapa? Kenapa mata kamu bengkak? Kamu habis nangis? Nangis kenapa?” Aku melepaskan tangan Daniel dari daguku.

Aku menarik nafas panjang.

“Banyak hal yang terkadang orang lain tidak perlu tahu tentang masalah dan perasaan kita, agar kita tidak menyakiti orang tersebut.

Atau, kita tidak perlu memperlakukan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status