Share

Bab 10 Libatkan Dia Sebagai Perisai

Nyonya Irna tersenyum misterius. Dia menatapnya sebentar dan akhirnya tidak mengatakan apa pun lagi sebelum berbalik untuk naik ke atas.

Mereka semua mengerti apa yang terjadi dengan foto itu dan tidak pernah menyebutkan sepatah kata pun.

Akan tetapi, Adela tidak akan melupakan tatapan mereka.

Baik Nissy atau Nyonya Irna, mereka menatap Adela seolah sedang melihat wanita jalang.

Mereka tidak akan seperti itu pada Arson.

Pria disebut romantis, sementara wanita akan dicap tidak bermoral dan tidak mencintai dirinya sendiri.

Masyarakat ini memiliki standar ganda.

Adela tidak bisa mengubah ketidakadilan ini, jadi dia hanya bisa menelannya dalam diam.

Adela merasa dia tidak begitu beruntung.

Dia jelas ingin menghindarinya, tetapi sepertinya dia terjebak dalam lingkaran setan ini lagi.

Adela mengira dia akan segera dipecat oleh Nyonya Irna dan tidak ada yang akan mempekerjakan seorang guru yang berselingkuh tunangan putrinya, tetapi tidak disangka dia tidak menerima pemberitahuan seperti itu.

Setelah ulang tahun Nessa, Adela tidak pernah melihat Nissy bersama Nyonya Irna lagi.

Adela mengamati meskipun Nyonya Irna dan Nissy adalah ibu dan anak, hubungan mereka sepertinya tidak terlalu dekat.

...

Adela mengajar Anson piano di rumah Keluarga Kilto selama tiga tahun, selain hubungan guru-murid biasa, dia tidak merasa memiliki hubungan lain dengan anak itu.

Setelah meninggalkan Keluarga Kilto, keduanya tidak berhubungan lagi.

Jadi Adela agak terkejut ketika Anson tiba-tiba meneleponnya.

Akan tetapi, dia tetap menjawabnya.

"Bu Adela, aku bertengkar dengan teman sekelasku dan sekarang dia ada di rumah sakit ...." Anson berkata dengan terbata-bata.

Di sisi lain telepon, Anson berkata dengan sedih, "A ... aku nggak berani memberi tahu keluargaku. Bu Adela, kamu bisa datang nggak? Sebagai ucapan terima kasih, aku akan mentraktirmu makan besar nanti."

Adela, "..."

Dia ingin menolak, tetapi dia tidak sanggup.

Setelah tiba di rumah sakit, Adela menyadari "pertengkaran" yang Anson katakan tidak akurat, hanya saja orang itu dipukuli secara sepihak olehnya.

Menurut Adela, Anson adalah seorang siswa SMP yang lembut dan tidak terlihat seperti murid yang akan menimbulkan masalah. Dia tidak pernah menyangka Anson akan meluncurkan tinju dengan begitu sengit.

Selain hidung yang memar dan kulit yang bengkak, pergelangan tangannya juga terkilir dan kini orang tua murid itu menolak untuk mengampuninya.

Adela membayar tagihan medis di muka sebelum pergi ke bagian rawat inap untuk mencari seseorang.

Anson berdiri di koridor dengan kepala tertunduk dan menendang dinding.

Adela merasa masalah ini tidak bisa disembunyikan dan dia juga tidak bisa memikul tanggung jawab ini.

Adela berjalan mendekat, tetapi Anson menyela sebelum dia dapat berbicara, "Jangan beri tahu ibuku. Kamu nggak tahu sifatnya dan dia pasti merasa aku telah mempermalukannya. Aku nggak mau diomeli selama sisa hidupku karena ini."

Adela merasa tidak berdaya, "Terus bagaimana?"

Anson memutar matanya yang berbinar, "Panggil kakakku! Bicaralah baik-baik dengannya. Kalau dia ingin memarahiku, bantu aku memohon belas kasihan!"

Adela terkejut, lalu menatap Anson lagi. Dia menyadari sepertinya Anson telah merencanakannya dan sengaja melibatkannya sebagai perisai.

Akan tetapi, ini juga berarti bahkan Anson pun tahu tentang perselingkuhannya dengan Arson?

Sebagai seorang guru, saat ini Adela merasa rumit. Dia tidak bisa mengangkat kepalanya di depan mantan muridnya.

"Kamu telepon saja dia." Adela berkata dengan kesal, "Suruh dia tangani masalah ini, kebetulan sore ini aku masih ada urusan."

"Bu Adela, kamu ...."

Pada saat ini orang tua siswa yang terluka keluar dari bangsal yang berjarak beberapa langkah dan wajah mereka pucat.

Mereka langsung melotot dengan marah begitu melihat keduanya.

Adela mengerucutkan bibirnya. Dia meninggalkan Anson dan melangkah maju.

Tidak peduli bagaimanapun juga, Anson-lah yang bersalah dan harus meminta maaf kepada mereka terlebih dahulu.

Adela keluar dari bangsal murid lain dan baru saja menutup pintu ketika dia mendengar Anson berkata ke ponselnya di koridor, "Kak, jangan menceramahiku apa yang terjadi hari ini. Bu Adela juga bilang itu bukan sepenuhnya salahku ...."

Dia menekankan "Bu Adela" kepada Arson beberapa kali di telepon.

Adela mengerutkan kening.

Dia sangat menyesal telah ikut campur dalam situasi ini. Dia berniat untuk membantu, tetapi malah dijadikan kambing hitam oleh Anson.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status