Share

BAB 76 Ucapan Gadis itu

“Aku tidak pantas untuknya.”

Entah sudah berapa jam Nicha duduk di lantai dingin itu. Ia memeluk lututnya sendiri saat suara Zia terus saja terdengar, ia ingin menutup telinganya namun itu percuma saja.

Ia terus terbayang ucapan terakhir Zia. Ibaratkan Gilang adalah malaikat maka Nicha adalah iblisnya.

Nicha menyadari suara mobil yang mendekat ke rumah, ia segera bangkit lalu berlari menuju jendela. Benar saja, Gilang sudah pulang, lebih cepat dari jadwal biasa ia balik.

Nicha memperbaiki rambutnya yang agak berantakan dan mengelap air mata di pipinya yang sudah agak mengering.

Ia mencoba tersenyum, seolah tak terjadi apa-apa tadi siang.

Setelah dirasa siap, Nicha segera membuka pintunya, menyapa lelaki itu dengan senyuman terbaiknya.

“Selamat datang,” sapa wanita itu.

Gilang tersenyum lalu membelai rambut Nicha seperti yang sudah ia janjikan.

“Ini untukmu.” Gilang memperlihatkan Nicha sekotak terang bulan manis toping coklat yang baru saja ia beli di jalan.

“Dan ini untuk Shiru,” lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status