Share

Part 22

“Kamu kenapa, Ay?” tanyaku ikut gelisah.

Faniza semakin erat meremas pahaku. Raut wajahnya semakin tak berdaya. Tangan yang satunya membungkam mulutnya seperti menahan sesuatu.

“Faniza kenapa, Dan? Dia sakit?” Ibu ikut khawatir.

“Kamar mandi?”

Aku berusaha memancing pertanyaan agar situasi ini menjadi sedikit lebih jelas. Faniza tidak mengucapkan sepatah kata pun dan membuatku menjadi kebingungan.

Tanpa diduga, kepalanya mengangguk. Itu artinya pertanyaanku tadi adalah jawaban yang Faniza inginkan.

“Ya sudah, ayo cepat!”

Seketika aku meraih tubuhnya dan menuntunnya pergi ke kamar mandi. Mulutnya tetap dibungkam rapat oleh tangannya.

“Hoek! Hoek!”

Beberapa kali aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status