Share

Pembagian Wilayah

Taher dan Arumi menunggu di depan kamar Amaliya. Saat sang Ibu keluar, Arumi pun langsung menanyakan keadaan Amaliya.

"Gimana Amaliya, Bu?" tanya Arumi.

"Amaliya diam. Dia tidak mau bicara sama sekali. Enggak tahu sampai kapan," jawab Oma Siska.

"Biar saya bicara, Bu. Saya nggak mau Amaliya hancur," sahut Arumi.

"Enggak perlu, Arumi. Dia tidak akan bicara. Biarkan dia tenang dulu. Jangan paksa dia bicara," cegah Oma saat menantunya itu hendak masuk ke kamar Amaliya.

"Ini semua gara-gara Mihran. Biar aku hajar dia," pekik Taher yang beranjak pergi tetapi Arumi pun mencegahnya.

"Percuma, Pa. Percuma Papa pakai kekerasan. Dar dulu Papa keras sama Mihran. Enggak ada hasilnya kan?" tegur Arumi.

"Tapi, Papa tidak bisa berdiam diri begitu saja melihat anakku sakit seperti ini!" tekan Taher yang kesal dengan tingkah menantunya.

"Daripada menggunakan kekerasan, lebih baik kita support Amaliya. Kita kuatkan dia," pekik Arumi.

"Sudah, sudah. Kalian jangan bicara di sini. Nanti kalau Amaliya deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status