Share

Part 98

Malam kian larut. Mata tak kunjung bisa terpejam. Di kursi teras ini, aku memandangi kendaraan lewat yang hanya tinggal satu-satu.

Sudah enam bulan sejak kepergian Ibu. Sama sekali tak ada kabar dan berita. Hatiku serasa mati, tak tahu lagi harus berbuat apa. Tak ada petunjuk sedikitpun, bahkan nomor keduanya kini sudah tak dapat lagi dihubungi.

Malam kian meninggi, semilir angin menyapu air mata yang tadi sempat keluar tanpa bisa kutahan lagi. Bagaimana mungkin Ibu sanggp berbuat seperti ini, membenciku hingga begitu dalam, dan langsung menghilang seperti tak berperasaan.

"Sudah larut malam, kenapa belum tidur?" kulihat Paman berjongkok di depan pintu. Aku hanya menoleh sekilas, lalu kembali menatap jalan.

"Ibumu pasti baik-baik saja. Dia punya banyak cara untuk bertahan hidup. Kau tahu sendiri, kan?" aku tak lagi menjawab.

Perkataan seperti itu sudah hari-hari kudengar dari mulutnya. Dia bahkan sempat berpikir, bahwa Ibuku sudah menikah lagi dan hidup dengan senang.

Aku tak bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status