Share

Part 97

Wajahnya langsung berubah, seperti takut dan langsung terdiam. Aku tersenyum sembari memandang Ayah.

"Kau kenapa?" tegur Ayah sembari duduk di kursi makan.

Paman masih diam, sambil sesekali mengusap-usap rambutnya ke depan.

"Kau takut padaku? Atau tak ingin lagi bicara padaku?" Lagi-lagi diam.

"Kalau kau masih seperti itu, aku tak akan memberikan anak gadisku padamu," tegas Ayah. Paman langsung mengangkat wajah dengan senyuman khasnya, kemudian berdiri di samping Ayah.

"Aku... minta maaf, Bang," dia berucap pelan.

"Minta maaf kenapa?" Ayah mencelup roti manis dengan milo.

"Aku... menyukai Sarah," aku tak dapat lagi menahan senyuman. Paman memang seberani itu ternyata. Kulihat senyum kepuasan di wajah Ayah.

.

Aku kembali berboncengan dengan Paman. Dia bilang mulai sekarang, dia akan menjemputku ketika malam. Hal itu dia lakukan karena tak perlu lagi takut, kalau Ayah akan curiga kenapa Paman sampai begitu perhatian terhadapku.

Aku tak tahu apa yang akan Ayah bicarakan pada And
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status