Share

Bab 21. Tersenyum Menang

"Sok menelepon orang, emang kamu sepenting apa? Orang cuma anak panti yang numpang hidup sama Mas Dimas aja bangga. Pinter juga ya kamu, setelah cerai dari suami karena mandul, sekarang mencoba merebut suami orang." Sandra mengiringi ledekan itu dengan tawa sumbang.

"Siapa yang merebut suami siapa? Aku atau kamu?" Aku balas tersenyum walau terpaksa. Hati dan pikiran sedang tidak sejalan. Sungguh, aku ingin merobek mulut Sandra agar tidak pernah melontarkan hinaan sesuka hati.

Kalau saja tidak sadar membunuh adalah dosa, maka sudah pasti aku melakukannya sejak kemarin. Aku ingin menghabisi nyawa siapa pun yang berani mengatai aku, termasuk ibu Mas Dimas sendiri. Mengingat kisah kelam membangkitkan dendam kesumat.

Pada suatu siang, aku duduk di balkon rumah memikirkan semua masalah yang sedang menimpa. Melihat burung mengudara begitu bebas di ruang angkasa membuat aku iri ingin sepertinya. Ketika menatap pohon di depan rumah tetangga, aku pun iri karena ia bisa tetap ada pada satu tempa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanie Abdullah
ceritanya ambigu. mau bikin kayak mafia tapi terlalu lebay , nau kayak konlomerat tapi jiwa gk singkron.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status