Share

Bab 22. Rumah Hitam

Aku duduk di balkon rumah memikirkan ucapan Kak Alyssa tentang hal berbahaya yang harus aku lakukan. Namun, aku juga teringat pada Mas Dimas. Bukan karena masih belum bisa melupakan kisah cinta tragis juga penyiksaan yang dilakukan olehnya sekeluarga, tetapi dia tidak menghadiri sidang dua hari lalu.

Sebenarnya bukan masalah besar, justru aku bersyukur karena dia tidak datang. Itu berarti Mas Dimas mau bekerjasama untuk memudahkan perceraian kami. Hanya saja malam sebelumnya dia marah ketika aku melarangnya datang. Kami bahkan terlibat perdebatan panjang.

Apa dia berubah pikiran? Semoga saja begitu jadi aku bisa hidup tenang setelah sepenuhnya membalaskan dendam. Satu kelemahanku adalah belum bisa meniru Kak Alyssa. Ketika ingin bersikap kasar, lidah terasa kelu. Mungkin sebaiknya aku latihan mengomel.

"Lagi mikirin apa?"

Itu suara Kak Alyssa, tidak lama setelahnya, kini dia ikut duduk di sampingku. Menatap langit yang sedikit mendung pada sore ini. Sepertinya dia baru pulang dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status