Share

Bab 35. Kejadian di Kamar Dimas

"Apa, Mas?" Nila bertanya dengan suara yang terdengar ragu.

"Mas merasa ada yang kamu sembunyikan. Apa mungkin kamu–"

"Jangan suudzon, Mas. Aku ke sini ya cuma pengen mastiin keadaan kamu aja, Mas. Biar bagaimanapun Mas Dimas itu kakak aku, masa dibiarin pusing sendiri. Lagian kalau mau curhat, curhat aja kali, Mas, nggak usah sok gengsi."

Dimas mengalihkan pandangan, lebih suka menatap langit tanpa bintang itu. Embusan angin malam semakin terasa, perlahan rintik hujan mulai membasahi bumi. Tidak, hanya gerimis biasa yang kata orang mengundang rindu. Dimas berdiri, duduk di kusen jendela.

Perasaan rindu menyergap jiwa. Dimas memejamkan mata karena bayangan Zanna menari-nari di depan sana, melambai seolah ingin Dimas berada dalam pelukan. Dimas tahu itu sebatas ilusi, jadi memilih mengatup bibir sambil melambungkan harapan bisa kembali dipersatukan.

"Nil, kalau kamu jadi Ana, mau nggak balik sama mas lagi? Jawab yang jujur, nggak usah sungkan karena takut mas sakit hati."

"Kalau aku ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status