Share

Berita

Selamat membaca!

*****

Setelah memasuki rumah, Hasna segera menidurkan Alya di ranjangnya. Kening bak wulan sabit miliknya berkerut dalam, bibir ranum itu bergetar, gumpalan kaca membanjiri kedua netranya, luruh sudah semua pertahanan bersama air hangat yang merebak keluar dari telaganya, Hasna jatuh tergugu dengan kedua telapak tangan menopang lantai.

Dia merutuki dirinya, "Bodoh! Bodoh! Kenapa aku harus datang menemuinya? Allahu ...." gumamnya lirih, rasa bersalah menyeruak seketika, sampai mati pun ia tak 'kan lupa bagaimana putrinya kesakitan ketika direbut paksa oleh Toha.

Kedua tangan itu terkepal erat, ia merasa gagal. Merasa tak berguna sebagai ibu yang tak dapat melindungi putrinya, ia tergugu cukup lama hingga tenggorokannya sakit.

Sadar terlalu larut dalam tangis, ia bangkit, mengusap sisa air mata seraya beristigfar berkali-kali. ‘Aku harus shalat, hanya dengan shalat hati ini akan sembuh.

وَاسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ وَاِنَّهَا لَكَبِيۡرَةٌ اِلَّا عَلَى الۡ
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status