Share

Bab 19

"Astahfirullah!" aku terperanjat kaget, ternyata aku bermimpi. Aku hampir saja membunuh orang, atas dorongan Belinda. Apakah pertanda mimpi itu?

'Bunuh atau kau yang dibunuh!' kata-kata itu masih tergiang-ngiang ditelingaku. Haruskah aku yang melakukan tindakan kriminal?

Kulihat jam dinding, sudah waktu subuh. Semalam mengobrol dengan Yusuf sampai tengah malam. Aku tersenyum mengingat obrolan dengan Yusuf.

"Berarti hatimu kosong dong, mungkin boleh kuisi." kata-kata terakhir dari Yusuf itu membuat aku salting, hingga akhirnya memutuskan pura-pura sudah ngantuk, hingga izin masuk kekamar. Padahal wajah ini pasti sudah bersemu merah.

'Mungkinkah Yusuf jodohku?' rasanya masih segan untuk membuka hati. Teringat akan perlakuan keluarga Mas Azmi.

"Eh! Ngomong-ngomong bagaimana kabar Mas Azmi dan keluarganya?" gumamku.

Aku tak dendam pada mereka, hanya saja aku harap apa yang difitnahkan terhadapku dan Riris semoga semua memberi jalan bahwa itu tak benar.

***

"Pagi, Non," sapa Bik Uti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status