Share

Sedikit demi Sedikit

Sabrina bolak-balik melihat ke arah jalan dan pelataran rumahnya. Barangkali saja ada tetangga yang ingin mendaftar untuk kursus jahit. Namun, nihil. Hanya ada rombongan bocah sekolah dan para pengendara sepeda motor yang hilir mudik. Hingga pukul sebelas siang, baru satu orang yang mendaftar. Itu pun ada embel-embelnya, jadi ikut asalkan bayarnya boleh dicicil.

Wanita itu menggigit bibir. Padahal sudah sejak pagi dia menyelesaikan pekerjaan rumah dan sengaja standby di warung agar bisa melihat siapa saja yang datang. Bahkan urusan antar jemput dan menemani Alifa bermain pun diserahkan kepada ibunya untuk hari itu.

"Gimana, Sab? Sudah berapa orang yang daftar?" Bu Retno tahu-tahu melongokkan kepala di ambang pintu warung. Dia baru saja pulang dari sekolah Alifa. Keringat masih membasahi dahi dan tepian jilbab hijaunya.

Sabrina menggeleng seraya menunjukkan selembar kertas HVS yang masih dominan putih bersih. Raut sedih jelas sekali tergambar pada wajahnya yang ayu.

"Kenapa, ya, Bu? Ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status