Share

Undangan Makan Malam

Sabrina tak tahu dan tak mau tahu bagaimana reaksi para tetangga yang memergoki kepergian Bu Muklis dari rumahnya dalam keadaan yang kurang baik. Berkaca dari pengalaman yang sudah–sudah, mereka selalu saja berburuk sangka dan menarik kesimpulan sendiri. Mereka tidak benar-benar peduli dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Sore itu, Sabrina kembali menjahit pesanan seragam majelis taklim Bu Ami. Dia hanya keluar rumah jika perlu belanja ke warung atau mengantar Alifa ke TPA. Semakin sedikit berinteraksi dengan orang, akan semakin baik untuk kesehatan mentalnya.

Suara motor yang berhenti di depan rumah membuat Sabrina menghentikan kegiatannya. Bejo, sopir Pak Muklis, tergopoh-gopoh menuju teras rumahnya dan menguluk salam.

"Pak Bejo ada perlu sama saya?"

"Bukan saya, Non, tapi Pak Haji. Non Sabrina diundang makan malam di Restoran Amerta."

Sabrina tahu restoran yang dimaksud. Itu adalah restoran ternama di pusat kota yang menyediakan berbagai hidangan dengan harga fantastis.

"Siapa saja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status