Share

Hadiah Buku

Praka Gustii tertunduk lesu usai salat Ashar. Ia hampir saja mempermalukan diri sendiri. Untung muazin datang tepat waktu. Pria itu muncul bersamaan ia hendak memegang mikrofon untuk azan.

Ia hampir terjatuh saat itu. Beban besar yang diletakan oleh sang imam masjid mendadak hilang. Entah bagaimana ia harus berterimakasih pada muadzin tadi. Ia tidak dapat membayangkan apa yang akan diberitakan media cetak di Surabaya besok harinya jika dirinya benar-benar azan tadi.

Mempermalukan institusi! Penodaan agama atau tuduhan radikal lainnya. Ia lebih memilih lari 30 kali mengelilingi lapangan Brawijaya dari pada azan di masjid.

Ia benar-benar tak semangat.

“Hai Mas,” ujar seorang wanita dari arah belakang.

Sang Praka menutup mata. Ia yakin jika sang gadis tahu apa yang terjadi. Ia benar-benar malu dengan dirinya sendiri.

“Hai dik,” jawab ia datar.

Sang gadis membalasnya dengan senyum termanis. Senyuman itu seolah memb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status