Share

Trauma

“Bang ke kantin yuk. Sefti traktir. Ada hal yang mau Sefti diskusikan,” ujar Sefti.

Haidar tahu jika apa yang disampaikan Sefti tadi adalah alasan agar mereka bisa ngobrol. Namun ia nyaman bercerita dengan gadis itu. Bukan karena gadis itu cantik, tapi ia cukup santun dan menghargai lawan bicaranya.

Sementara jadwal kuliah masih akan berlangsung sekitar satu jam lagi. Masih terlalu lama untuk menunggu di ruang.

Ruang kuliah di depannya itu masih kosong. Hanya beberapa mahasiswa yang terihat duduk di sana. Itu pun mayoritas perempuan.

“Baiklah. Di kantin samping biro aja ya. Di sana lebih nyaman,” ujar Sefti.

Sefti mengangguk. Ia tak sengaja melambai ke arah ruang kuliahnya. Di dalam sana, teman seangkatannya membalas sambil tersenyum. Kini Haidar paham mengapa Sefti tahu betul jadwal kuliahnya. Maka keberadaan Sefti yang selalu berpaspasan dengannya selama ini tentu bukan kebetulan belaka.

Haidar mempercepat langkahny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status