Share

Menjadi Abu

TEUNGKU Fiah tertegur saat melihat rumahnya yang tinggal abu. Ia memang sudah mengetahui kondisi itu dari penghubung. Namun melihat kondisi tersebut dengan mata sendiri, tetap saja ia merasa sedih hati.

Dari kejauhan, Teungku Baka terlihat melambai. Lelaki itu hampir seumuran dengannya. Ia memberi isyarat bahwa anak dan istrinya ada di rumahnya. Teungku Fiah mengangguk.

Ia bergegas ke arah Teungku Imum Baka. Ia memeluk lelaki itu.

“Masuklah segera. Aku khawatir ada tentara yang melihatnya nanti,” ujar Teungku Baka. Teungku Baka menunjuk kamar kedua dari pintu.

“Anak dan istrimu ada disana. Beberapa hari ini, mereka selalu menangis mengenang Budi,” kata Teungku Baka lagi.

Saat Teungku Fiah membuka pintu, Sakdiah dan Haidar terlihat saling berpelukan. Mereka tertidur pulas. Istrinya itu terlihat sangat kurus dibandingkan setahun lalu, terakhir ia bersua dengannya. Demikian juga Haidar, anaknya terkecil, yang kini menjadi satu-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status