Share

128. Tidak Akan Melepaskannya

***

Bunyi ledakan senjata api terus menggema di ruang latihan menembak milik Hansen. Suara peluru menghantam sasaran bidik dengan tepat. Hansen sangat lihai memainkan senjata api, setiap tembakannya mengenai sasaran. Ia terus mengeluarkan peluru, mencoba melupakan kejadian kemarin sore. Hansen tak bisa tidur semalam, pikirannya terus dihantui oleh peristiwa itu. Ia lepas kendali, rasa sakit hatinya yang luar biasa memaksanya melakukan hal itu. Ia merasa seperti lelaki brengsek.

Namun di sisi lain, ia menikmati ciuman itu, meski ada harga mahal yang harus ia bayar, yaitu kebencian di mata Sarah. Cara itu sebenarnya tak ingin ia lakukan, tetapi ia tak bisa hanya menunggu keajaiban agar wanita pujaannya datang padanya. Hansen harus menariknya dengan paksa, meski itu menyakitkan.

Setelah selesai latihan, Hansen pergi bersantai di ruang baca. Tak lama kemudian, Zeline, adiknya, datang ke ruang baca dan berdiri di hadapannya.

"Ada apa kamu datang ke sini?" tanya Hansen.

"Kenapa Kakak memaks
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status