Share

Bab 15

Elia terbangun dini hari karena kandung kemihnya terasa penuh dan mendesak. Dengan mata berat, ia menyibak selimut dan menurunkan kakinya. Udara dingin menusuk yang keluar dari pendingin ruangan membuat tangannya memeluk tubuh. Betapa kagetnya Elia, mendapati ikatan jubah mandinya sudah terlepas.

“Hahh? Kok bisa lepas?” heran Elia seraya mengikat erat kembali jubahnya. Ia melirik ke ranjang, tapi tidak mendapati sosok Wirasena di sana. “Masa’ iya aku yang melepasnya?” gumamnya sambil bergegas ke toilet.

Selesai berkemih, Elia mencuci tangan dan menghadap cermin. Kantuknya seketika lenyap melihat di area leher dan dada atasnya terdapat bentol-bentol merah seperti biduran.

“Astaga … kenapa lagi ini?!” paniknya sambil mencermati merah-merah di kulitnya. “Gak terasa gatal sama sekali, tapi kenapa merah?” Elia mengingat-ingat masakan yang sempat di makannya saat resepsi di hotel tadi.

“Kamu di dalam, El?”

“Ya, Prof. Sebentar,” sahut Elia. “Silakan,” ucap Elia ketika sudah berada di lu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status