Share

Bab 18-2

Wirasena termenung sembari menunggu antrian. Sepanjang perjalanan menjemput Elia tadi, ia banyak berpikir. Ucapan dan tindakannya sepanjang hari ini, bisa jadi memberikan tekanan yang besar bagi Elia hingga gadis itu mengalami kram perut.

Terlebih, sikap Tatik yang berusaha keras untuk kuat dan mandiri untuk menyambut cucunya, tapi malah disalahartikan Elia sebagai tindakan penolakan terhadap bantuannya.

"Ini tidak baik untuk Elia dan bayi dalam kandungannya," gumam Wirasena pada dirinya. "Aku harus menjauhkannya dari segala tekanan, terutama dari dendam masa laluku."

Dengan tekad bulat, Wirasena kembali ke IGD dan menemui Elia. “Gimana?” tanya Wirasena begitu masuk ke dalam bilik.

“Aku sudah kasih analgesik. Selanjutnya adalah bagianmu.” Elena menusuk perut Wirasena dengan lightpen miliknya. “Aku ingin bicara denganmu, empat mata!”

“Nanti, El. Setelah semuanya selesai, aku akan mengaku dosa padamu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status