Share

Bab 23-2

“Ahh!” pekiknya kaget. “Pintunya,” imbuh Elia sembari melemparkan tatapan kesal ke arah Wirasena.

Susan yang melihatnya dari ambang pintu kamarnya, meremas gelas kosong di tangannya. Hatinya semakin panas saat ia pergi ke meja makan dan melihat Marni terkikik geli dengan mata mengarah ke ruang tamu.

“Apa yang lucu?!” hardik Susan kesal.

“Itu lho, Mbak.” Marni tidak mampu berkata, hanya menunjuk ke arah Wirasena dengan Elia yang sibuk meronta dalam gendongannya. “Lucu mereka. Namanya juga penganten baru, ya. Masih muesra, nggemesin.” Marni kembali terkikik dengan wajah merona.

“Ngaca sana! Mukamu sudah mirip kepiting rebus! Jorok!”

Bentakan Susan tidak membuat Marni berhenti, tapi makin menjadi, seolah senang melihat kecemburuan yang membakar Susan.

“Dih!” Susan menghentak gelasnya ke meja dan berlalu meninggalkan Marni yang mengabaikannya.

Wirasena mem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status