Share

Part 92. Pendapat

Ada banyak hal yang kupikirkan saat perjalanan menuju kastil. Semua hal tentang keluargaku, Paman Isa yang membenci ibuku, juga kenapa ayah yang menjemput kami. Selama ini kupikir ayah ke mana, tetapi melihat beliau ada, semua pemikiran itu lenyap.

Setelah pembicaraan Panjang itu, kami hanya diam. Apalagi Mom. Beliau sama sekali tak mengeluarkan suara, pun dengan Tindakan. Kalua saja aku tidak ingat beliau Sudha menjadi vampire, pasti aku mengira beliau adalah mayat yang diawetkan.

Vampire tidak berkedip jika ingin. Mata mereka tidak memerlukan air mata yang dihasilkan setiap kali berkedip, untuk melembapkan bola mata mereka. Mereka juga tidak butuh gerakan paru mengambil udara—atau manusia biasa menyebutnya sebagai bernapas. Dari semua hal itu, tidak adanya tanda kehidupan membuat keberarasaannya terlihat mati. Apalagi dengan warna kullit yang pucat.

Jalanan sunyi membuatku ingin berpikir lebih banyak lagi. Sampai

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status