Share

Kebahagiaan (Semu) yang Sempurna

Rasa ingin buang air kecil membuatku terpaksa meninggalkan kelas. Walau sesekali terhuyung dan hampir jatuh, kupaksakan kedua kaki untuk terus melangkah. Kuabaikan tatapan dari orang-orang di sekitar. Rasanya, tatapan mereka kali ini sudah tak terlihat sebagai sebuah kebencian lagi.

Langkahku terhenti saat ada tubuh lain yang berdiri di hadapan. Aku mendongak. Tampak Kak Anoy yang berdiri menatapku tajam dengan bersedekap.

“Per-mi-si!” Terbata kuucapkan kata itu.

Namun, Kak Anoy tak menyingkir sedikit pun. “Kamu ngapain?” tanyanya.                              

“Jangan menghalangi jalan! Aku mau ke toilet, ah!” Kudorong dia dan segera mempercepat gerak kaki.

Saat masuk dan buang air, aku termenung. Apa sikapku tadi sedikit berlebihan? Dia satu-satunya orang yang sejak awal baik kepadaku, kan?

Apa aku harus meminta maaf? Namun,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status