Share

Mawar yang Terinjak

Aku menunduk memandangi piring. Tangan yang gemetar kupaksakan bergerak untuk menyendok makanan sendiri dan menyuapnya.

“Nay, maaf kalau tadi aku udah lancang,” sesal Husin pelan.

Aku hanya mengangguk pelan, mengunyah makanan yang rasanya seperti duri-duri beracun setiap ditelan. Tak ada lagi percakapan, ruang pendengaran hanya mendapati suara sendok yang beradu dengan piring. Aku menyadari sepi yang semakin mengelilingi. Kesepian diliputi rasa bersalah yang menjadi-jadi.

“Aku mau ambil air dulu,” pamitku yang segera melangkah ke dapur.

“Mbak Nay, nitip, ya?” pinta Nisa yang masih terdengar ragu-ragu.

Aku hanya meneruskan langkah tanpa menjawab. Di dapur, kuambil teko air dan mengisinya penuh. Meletakkan pada nampan bersama dua gelas kosong. Sebelum membawa keluar, aku memilih mengisi satu gelas air terlebih dahulu.

Di sisi galon, aku berjongkok memandangi gelas di genggaman. Kaca-kaca yang mul

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status