Share

Bab 39 Makan Malam

Awalnya kening Ibu berkerut bingung menatap Rahman dan Rumi secara bergantian. Apalagi saat ia menatap wajah Rumi yang sudah pias. Baru kali ini Rahman menunjukkan sifat aslinya di depan Ibu seperti ini. Tanpa kami sadari, Rahman sudah bergerak maju lalu mendorong tubuh Karina. Hampir saja tubuh gadis kecil itu terhuyung jatuh jika tidak di tahan oleh Ibu. Aku juga sudah reflek maju untuk menangkap tubuh Karina. Keterlaluan sekali Rahman. Aku jadi heran apa saja yang di ajarkan oleh Rumi padanya selama ini.

“Kamu nggak boleh ngomong begitu Rahman. Mulai sekarang Karina itu keluarga kita. Anaknya Ibu Nada dan Ayah juga. Bukan anak pungut. Kamu juga tidak boleh mendorong Karina seperti tadi. Apa kamu paham?” Nasihat Ibu dengan intonasi yang terkendali dan pandangan mata tajam. Tapi, Rahman tetap takut lalu menghambur ke pelukan Mamanya.

“Nenek Asih jahat Ma. Aku benci sama mereka semua.” Tangis Rahman yang keras membuat Kanaya dan Hanum keluar dari dapur. Melihat jika Rahman sedang men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status