Share

Bab 25. Satu Kamar

Pesawat pribadi Sergio lepas landas mengudara diketinggian puluhan ribu kaki dari permukaan bumi. Sudah berjam-jam mengudara, tapi tampaknya Hazel tak mengantuk. Padahal biasanya wanita tidak bisa tahan mengantuk, apalagi sedang dalam perjalanan.

“Kau tidak ingin tidur? Ada kamar di belakang. Mungkin tidak sebagus kamar di pesawat pribadimu, tapi kamar di pesawat ini bisa dikatakan cukup nyaman,” ucap Sergio seraya menatap Hazel yang duduk di hadapannya.

Hazel menggerakkan tangannya, meminta pramugari memberikannya wine. Detik itu juga, sang pramugari menuangkan wine ke gelas berkaki tinggi yang kosong. “Silakan, Nona Afford.”

“Terima kasih.” Hazel tersenyum lembut pada sang pramugari.

“Dengan senang hati, Nona.” Pramugari itu menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Hazel.

Hazel menyesap wine perlahan, menatap sinis Sergio. “Pembunuh bayaran mampu membeli pesawat pribadi. Sepertinya targetmu selalu orang-orang hebat.” Nada bicara Hazel menunjukkan sindiran tajam pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status