Share

Bab 21. Rencana Untuk Pergi

"Bagaimana bisa panjenengan meninggalkan kami, Gusti Ratu?" tanya Patih dua Dimas Bagus Penggalih dengan mata berkabut. Dialihkannya pandang mata berkabut itu ke arah lain. Tak ingin Dewi Rukmini melihat kesedihannya.

"Aku harus pergi, Kangmas Dimas." Dewi Rukmini pun menatap ke arah lain. Mereka kini saling membelakangi. "Aku kini bukan penguasa di Kerajaan Sanggabumi lagi. Jadi panggil saja namaku sebagai sahabatmu, bukan sebagai ratumu. Seperti hari-hari yang dulu."

Patih dua Dimas Bagus Penggalih berusaha keras agar air matanya tak luruh. Dia seorang laki-laki dan juga seorang patih, petinggi istana. Tidak boleh memiliki jiwa yang lemah. Tidak boleh berurai air mata.

Namun, Patih dua Dimas Bagus Penggalih tetaplah seorang manusia biasa. Dia memiliki hati, memiliki perasaan. Batinnya pasti akan hancur jika kehilangan seseorang yang sangat disayangi.

"Bertahanlah, Rukmini. Bukankah ada aku yang akan selalu mendampingimu? Ingatkah kamu akan janjimu? Bahwa kita akan selalu bersama samp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status