Share

Tidak Pulang

Reihan membanting tubuhnya di atas kasur. Kepalanya seberat lima kilo. Pandangannya berkunang-kunang. Napasnya juga sesak. Badannya hancur seperti dipukuli oleh preman. Entah apa sebabnya dia sampai seperti itu. Hari ini dia sakit. Dia tarik selimut tebalnya. Pandangannya perlahan ditutup. Dia pikir mungkin hanya kurang istirahat saja. 

 Bayang-bayang senyum Adelia terlintas dalam memorinya. Otaknya keliling ke sana kemari walau ke dua lensanya telah mengatup. Baru saja dia pulang dari kontrakannya, kalau tidak keburu-buru katanya dia mau menemani dirinya. Sayang sudah terlanjur memiliki janji, jadi harus ditepati. Terpaksa dia pun harus pergi, walau sebenarnya dia enggan meninggalkan Reihan sendirian dengan keadaan seperti itu. Ini bukan karena ada rasa yang mengendap di dada, melainkan karena kepedulian dirinya terhadap sesama. 

 Kecantikan murni Adelia menari-nari di depan pupil matanya. Sungguh gadis itu memang menggetarkan jiwanya. Dalam keadaa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status