Share

Part 143 Puncak Rasa 2

Hafsah memeluk Marisa, kemudian mencium pipi Kenzi. Gadis bergamis kembang-kembang itu tampak ceria. Tidak menunduk diam seperti saat bertemu di rumah makan tadi siang.

Marisa tak mau kalah, dia menunjukkan wajah sumringah. Meski dadanya bergemuruh. Meski Aksara sudah meyakinkannya, bahwa dialah satu-satunya wanita yang memiliki puncak rasa itu.

"Mari masuk, sudah ditunggu Abah dan Pakdhe di dalam." Hafsah melangkah lebih dulu menuju pendopo, kemudian terus ke arah pintu utama rumah dengan eksterior yang masih mempertahankan khas adat Jawa Timur.

Rumah klasik itu terlihat elegan dengan sentuhan perawatan modern. Pilar-pilar besar dari kayu jati tampak memberikan ciri khas tersendiri. Atap rumah berbentuk joglo dengan ukir-ukiran khas yang menciptakan budaya Jawa yang kental.

"Assalamu'alaikum," ucap Aksara ketika berada di depan pintu.

"Wa'alaikumsalam," jawab serempak Pak Kyai Abdul Qodir dan laki-laki yang memakai baju koko warna putih serta peci hitam. Wajah mereka sangat mirip. Mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (28)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
udhlah intinya kalian marisa n aksa mnjauh dri klrga pak kyai, krn hafsah itu mmg gila n gk waras, dia gk tau malu pst slu nyari smpati aksa intinya klian gk ush brhbgn sma klrga kyaiii ngerti gk sich
goodnovel comment avatar
miss calla
Gak sabaran aku tuh hehe
goodnovel comment avatar
yanna resmitasari
marisa ini berasal dr keluarga sederhana, ilmu agama jg seperti umumnya, tp dia punya value yg tinggi karna punya prinsip dan berpegang pd aturan agama. makanya yg suka sm dia ga kaleng2. beda sm hafsah berasal dr kelrg kaya, agama mumpuni tp syg untuk skr sia2 karna dibutakan obsesi bkn cinta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status