Share

Bab 87

Ketika lelaki paruh baya itu sudah mendekat pada mereka, reflek Fendi melangkah mundur, wajahnya sangat tegang. Dia benar-benar tidak ingin lagi bertemu dengan lelaki yang telah menurunkan darah ketubuhnya itu, setelah delapan belas tahun tidak ada kasih sayang yang lelaki itu salurkan kepadanya.

Dia bahkan sudah lupa kalau punya seorang ayah, selama ini dia menganggap dia hadir ke dunia ini tanpa peran seorang ayah.

Setelah sekian lama tidak pernah hadir dalam hidupnya, kenapa tiba-tiba laki-laki ini datang menemuinya? Apakah dia tidak tahu kehidupan seperti apa yang dilalui Fendi karena kelakuannya itu? Seketika amarah Fendi tak terbendung, raut wajahnya berubah menjadi muram dan tegang.

"Sardan, ini Fendi anakmu," ujar Wak Sulian, Uwak yang selama ini merawat Fendi, kakak tiri Sardan.

"Fendi ... Ini bapak, nak ...," Suara Sardan tercekat di tenggorokan.

Sardan bukannya tidak menyadari tatapan nanar dan penuh kebencian dari putranya, tetapi dia hanya berusaha untuk mendekatkan diri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bundanya Aidil De'lislis
lebih baik Aina jujur aja k Fendi tntng hbungnya dngan Aina,biar Fendi bisa lindungi Aina,Aina jg jujur aj k Fendi tntng wjah aslinya
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
apa Fendi akan menjauhi Aina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status