Share

Bab 94

"Eh, gimana maksud kalian tadi? Kalian kakak beradik? Apa sekarang Fendi sudah kau angkat jadi kakak kau, Ai?" ujar Dimas membuyarkan lamunan Aina.

"Fendi adalah kakak seayah lain ibu denganku," ujar Aina menatap datar ke arah Dimas.

"Ha? Jadi selama ini kalian akrab itu karena saudara? Bilang dong dari dulu, biar aku gak perlu buang energi cembokur sama kamu, Bro, ha ... ha ... ha ...," ujar Dimas tertawa bahagia sambil menepuk bahu Fendi dengan kuat.

"Hei, sakit. Yang sopan dikit sama Abang cewek yang kau taksir. Ingat, kalau aku gak setuju kalian pacaran, kamu gak bakal bisa memiliki Aina!" pekik Fendi

"Oh, maaf ... Maaf, Abang ipar." Dimas menangkupkan kedua tangannya menatap Fendi dengan penuh hormat, sesuatu yang sangat jarang terjadi, biasanya mereka akan musuhan.

"Jangan panggil aku Abang ipar! Kau belum menjadi suami Aina, dengar itu!" Bentak Fendi.

"Aish, pelit nian. Aku cuma latihan saja."

Aina yang melihat interaksi hanya tersenyum canggung, kedua anak ini dulu benar-ben
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status