Share

PART LXXIII (Special POV)

Jace's POV

Suara orang berdebat di luar ruangan membuatku jengah. Pertengkaran konyol, saling tuduh dan menyalahkan tak berkesudahan. Beberapa kali suster mengingatkan untuk mereka tetap tenang, tetapi para manusia yang rata-rata berumur hampir setengah abad itu tetap saja bersitegang.

Di ujung ruangan, pria muda dengan wajah dan raut serupa dengan kakaknya sedang tertunduk lesu. Sama denganku yang tengah di rundung gelisah, dia pun tampak terganggu dengan ucapan-ucapan tidak masuk akal yang selalu menjadi perdebatan para orang tua di luar sana.

“Nyokap lo bikin rusuh,” ucapnya ketika pria muda itu mendongak ke arahku.

Aku terkekeh pelan. Tidak ada yang lucu. Hanya kekehan pengganti rasa getir yang sedang menggelayuti dadaku sekarang.

“Sorry enggak ngabarin lo semalam. Gue terlalu ketakutan dan lupa ngasi tahu keluarganya,” sesalku mengingat Aiden yang baru mengetahui berita ini saat Katy sudah selesai menjalani operasi darurat.

Aiden menegakkan punggung. Melepaskan napas panjang
Anna Kuhas

Hai, berjuta terimakasih untuk kalian yang baca sampai sini. Aku mau jelaskan kenapa ada POV Jace, padahal aku sekuat tenaga bikin cerita ini hanya dari sudut pandang Katy. Namun, aku pikir scene ini lumayan penting dan tidak mungkin bisa di jabarkan kalau aku ambil POV Katy yang masih belum bangun. Jadi silahkan nikmati gaya bahasa baru ala Jace ya. semoga suka.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status