Share

Pesanan Tak Terduga

“Nggak sarapan dulu, Mas,” tegurku ketika Mas Agus langsung saja memakai sepatunya di depan pintu.

Aku berusaha mengabaikan amarah yang memuncak di dada, demi menjaga perasaan anak-anakku. Di depan mereka aku harus terlihat berbaikan dengan Mas Agus.

“Nanti saja sarapan di pabrik. Mas buru-buru, nggak bisa antar Rafni,” timpalnya datar.

Melihat Mas Agus yang tidak begitu ramah, aku menahan keinginanku untuk mengajaknya berbicara. Ingin kutanyakan siapa yang telah mencumbunya sehingga meninggalkan bekas di lehernya.

“Mas ....”

Aku memanggilnya ketika Mas Agus hendak melangkah.

“Apa lagi? Nggak ada tambahan jatah belanja! Bersabar aja sampai lusa, puasa dulu kalau perlu,” bentak Mas Agus. Mungkin dia kesal karena aku menghentikan langkahnya.

“Hmm, nggak jadi deh. Hati-hati di jalan, kalau boncengin perempuan suruh dia pegangan biar nggak jatoh, jalan ke pabrik kan lumayan jelek.” Padahal bukan itu yang ingin kusampaikan. Aku ingin menyuruh dia untuk menyembunyikan bekas cupang di lehe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wildatuz Zaqiyyah
makin seru. next thor..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status