Audrey berdoa dalam hatinya, 'Demam Dash harus cepat reda.'Namun, situasi tidak berkembang seperti yang mereka harapkan. Sesudah memakan obat, suhu tubuh Dash tidak turun, melainkan menjadi makin parah. Dash pun terlihat lemas karena demam tinggi yang tak kunjung reda.Audrey merasa sangat gelisah, tetapi mereka sedang berada di pesawat sehingga dia tidak punya cara apa pun. Dia hanya bisa menggunakan kapas alkohol, mencoba untuk menurunkan suhu tubuh Dash.Christian yang di samping juga cukup kewalahan. Meskipun dia seorang dokter, hal yang bisa dilakukan sekarang sangatlah terbatas."Audrey, jangan khawatir. Aku sudah panggil ambulans. Setelah pesawat mendarat, kita bisa langsung membawa Dash ke rumah sakit," ujar Christian.Audrey tidak meresponsnya. Dia terus menatap Dash yang berada di pelukannya. Dia hanya berharap pesawat cepat mendarat.Waktu terus berlalu. Audrey merasa setiap detik adalah penderitaan terbesar baginya. Pada akhirnya, dia mendengar pengumuman bahwa pesawat aka
Zayden tidak berbicara. Melihat ini, Shania hanya bisa meletakkan gelas air sambil berkata, "Zayden, aku tahu kamu nggak ingin melihatku. Aku juga sudah berniat berangkat ke luar negeri, tetapi tiba-tiba mendengar kabar buruk tentangmu. Kelak, kita mungkin nggak akan bertemu lagi. Kuharap kamu bisa menjaga kesehatanmu dengan baik."Selesai berbicara, Shania meletakkan kartu bank tanpa limit yang diberikan Zayden kepadanya ke atas meja. Dia meneruskan, "Aku sangat puas karena bisa berada di sisimu selama beberapa tahun ini. Aku nggak menginginkan barangmu lagi. Setelah aku pergi, semoga kamu bisa bahagia bersama Audrey."Kemudian, Shania bangkit dan bersiap untuk pergi. Zayden hanya menatap sosok belakangnya. Begitu mengungkit tentang Audrey, Zayden merasa semuanya sungguh ironis.Supaya Audrey memercayai ketulusan hatinya, Zayden sampai mengusir Shania ke luar negeri. Namun, ternyata semua tindakannya ini sudah terlalu percaya diri. Wanita ini sama sekali tidak peduli dengan nyawanya,
Christian terkesiap melihat reaksi Audrey ini. Dia buru-buru maju untuk menghentikannya. Saat ini, Audrey menceritakan ulang insiden yang menimpa Dash di rumah sakit.Christian mengerutkan dahinya. Dia tidak menduga ada kejadian seperti ini, tetapi ini bukan waktunya untuk menyalahkan orang. Dia berkata, "Audrey, aku akan membawa sampel darah dan sumsum Dash ke laboratorium untuk memastikan nggak ada kesalahan diagnosis. Kalaupun Dash memang mengidap penyakit ini, aku pasti bisa menyembuhkannya."Audrey sudah sangat bingung sekarang. Ketika Christian mengatakan ini, dia hanya bisa mengangguk sambil membalas, "Ya, kamu pergilah."Christian bergegas membawa sampel ke laboratorium. Dia menggunakan peralatan medis tercanggih, tetapi hasilnya sama dengan diagnosis yang diberikan dokter sebelumnya.Dash memang menderita leukemia limfoblastik akut. Apabila diobati dengan metode konservatif serta menggunakan obat terbaik, tingkat kelangsungan hidup dalam 5 tahun hanya sekitar 50%.Akan tetapi,
Christian tentu mengetahui pemikiran Audrey ini. Dia pun tidak berharap Audrey mencari Zayden, kecuali memang tidak ada cara lain lagi."Audrey, gimana kalau kita cari ayahmu atau Yasmin? Mereka punya hubungan darah denganmu, jadi mungkin bisa cocok," usul Christian.Audrey tidak pernah berkomunikasi dengan mereka lagi sehingga tidak terpikir akan kemungkinan ini. Karena Christian sudah mengusulkan, dia pun mengangguk sembari menyahut, "Oke, kita cari mereka. Pokoknya harus dicoba."Ketika melihat Audrey bersemangat kembali, Christian mencoba menghiburnya lagi sebelum akhirnya pergi dengan tergesa-gesa. Dia masih harus mencari beberapa dokter yang ahli dalam penyakit ini agar Dash bisa mendapatkan pengobatan terbaik.Sementara itu, Audrey mengandalkan ingatannya untuk mencari beberapa teman Michael dengan tujuan menanyakan keberadaan sang ayah.Sesudah itu, Audrey baru tahu bahwa Keluarga Conner langsung bangkrut karena Zayden yang murka dengan kematiannya. Sejak saat itu, kehidupan Mi
Yang dibutuhkan Audrey hanya sumsum tulang yang cocok dengan Dash. Jadi, asalkan ada peluang, dia akan berusaha memendam kebenciannya terhadap Michael."Belakangan ini kehidupanmu pasti sangat buruk, 'kan? Aku butuh bantuanmu. Jika berhasil, aku akan memberimu sejumlah besar uang. Gimana?" tanya Audrey.Tangan Michael gemetaran mendengarnya. Sejak Keluarga Conner bangkrut, dia terus dicerca orang-orang. Lantaran tidak berdaya, dia terpaksa melarikan diri ke kampungnya.Namun, Michael tidak pernah bertani sejak kecil. Kehidupannya yang kaya raya selama beberapa tahun ini membuatnya kesulitan untuk menghidupi diri sendiri. Bisa dibilang, hidupnya menjadi makin suram.Kini, Audrey tiba-tiba mencarinya untuk meminta bantuan. Meskipun sangat membenci putrinya yang telah mencelakainya, dia tidak berani menolak karena lebih takut hidup miskin. Dia bertanya, "Bantuan apa? Jangan-jangan kamu ingin membunuhku?"Audrey tergelak mendengar nada bicaranya ini. Dahulu, dia yang selalu diancam oleh Mi
Setibanya di rumah sakit, Michael baru menyadari Audrey memanggilnya kemari untuk melakukan tes pencocokan sumsum. Apabila gagal, bukankah perjalanannya akan sia-sia?Lantaran sudah merasakan pahitnya kehidupan, Michael khawatir Audrey akan langsung mengusirnya. Dia segera berucap, "Karena kamu sudah bertanya, aku akan jujur. Audrey, kamu memang bukan putri kandungku. Tapi, kalau kamu ingin tahu siapa ayahmu, beri aku 10 miliar. Aku akan memberitahumu petunjuknya."Audrey merasa sangat jijik melihat sikap serakah Michael. Dia membalas, "Michael, jangan mimpi. Aku percaya ibuku nggak mungkin berselingkuh, kamu pasti sudah melakukan sesuatu. Benar, 'kan?"Michael merasa malu karena tujuannya diketahui oleh Audrey. Dia membela diri, "Omong kosong apa yang kamu katakan? Kamu anak ibumu dan pria berengsek itu. Hari ini, kamu harus memberiku banyak uang atau aku akan membocorkan masalah ini ke publik agar semua orang tahu ibumu hanya wanita murahan!""Omong kosong! Nggak mungkin!" Begitu men
Setelah Lara mengetahui bahwa rencananya gagal, dia merasa agak kecewa. Namun ketika mengingat bahwa orang yang paling menderita dalam hal ini adalah Audrey, Lara menenangkan dirinya dan berusaha menghibur putrinya, "Audrey, jangan buru-buru. Pasti akan ada cara."Audrey mengangguk dengan tidak fokus. Pada saat ini, Dash yang tengah berbaring di ranjang mulai menggerakkan tangannya dan membuka matanya. Sejak demam tinggi saat itu, Dash terus mendapat suntikan obat dari rumah sakit. Bagaimanapun, demam tinggi sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh manusia.Namun, obat-obatan itu tentu memiliki efek mengantuk yang sangat kuat sehingga Dash menjadi lebih sering tidur. Beberapa hari ini, Dash hanya terbangun beberapa jam, lalu tertidur kembali. Dia tidak lagi terlihat ceria dan bersemangat seperti biasanya. Oleh karena itu, Audrey sangat menghargai beberapa jam di saat Dash terbangun. Saat melihatnya bangun, Audrey tersenyum lembut dan mengelus dahi Dash. "Dash, kamu sudah bangun? Giman
Awalnya dokter itu mengira Christian adalah ayah kandung Dash. Namun setelah diuji kecocokan, ternyata keduanya bukan ayah dan anak kandung. Hal ini juga membuat dokter sangat bingung. Ketika mengungkit soal Zayden, raut wajah Audrey menjadi semakin muram. Dia menggeleng dan berkata, "Kami sudah cerai lama."Melihat hal ini, dokter hanya mengernyit dan berkata, "Nona Audrey, kalau kamu tidak mau Dash menjalani kemoterapi, sebaiknya cepat hubungi ayahnya. Sebagai ayah kandung, persentase kecocokannya juga pasti akan lebih tinggi dari orang lainnya. Mau bagaimanapun, orang itu tetap ayahnya. Nona Audrey, di saat seperti ini kamu harus mengutamakan keselamatan nyawa anakmu."Audrey menunduk dan bergumam, "Lalu bagaimana kalau sampai dia juga nggak cocok?""Kalau begitu masih ada cara lainnya, yaitu transplantasi sel darah punca tali pusar. Kalau kamu melahirkan anak lagi dengan ayahnya, kalian bisa menggunakan tali pusar anak itu untuk mengobati penyakit Dash. Tentu saja, keputusan ada di