Ghea merasakan tubuhnya tegang ,lemas dalam waktu bersamaan ketika melihat kepergian Nyali yang menyeret oom Gatot diikuti Galley, ditambah sumpah serapah Galang membuat nyalinya semakin ciut. Dengan mengerjapkan matanya menahan tangis karena rasa bersalah ditimpa ketakutan apa yang akan dilakukan Galang terhadap oom Gatot, Nyali dan Galley membuat pikiran liarnya berlari kesana kemari. Perasaan cemas yang berlebihan membuat jantungnya berdebar, gemetar, mual, keringat dingin bercucuran, dadanya terasa sesak . Berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya dia membuka mulutnya, wajahnya terlihat pucat. Galang yang sibuk berjalan kesana kemari menahan amarah , mendumel kecil agar tidak didengar Ghea, menahan keinginannya mengeluarkan semua umpatan ," Jika aku tidak memikirkan isteriku pasti mereka sudah kutendang, terutama si bokong besar, enak saja mengatakan aku menggunting dalam selimut ! Aura menjijikkan ! Siapa dia ? Hidupnya saja tergantung pada perusahaanku !" gerutunya, kemu
Galang akhirnya memanggil Nyali dan Galley, rencananya untuk mengkonfrontasi Nyali mengenai kata-katanya menyakitkan yang diucapkan Nyali terutamakepada Ghea, teringat wajah sendu Ghea waktu itu. “ Aku harus menjelaskan kepada kalian perihal kelinci Gatot dan kelinciku.” Kata Galang dengan tatapan tajamnya. Dengan percaya diri Galang menjelaskan kepada mereka bahwa dia memang merebut Ghea dari Gatot, “ Sejak wawancara , Ghea sudah mencuri hatiku, dalam perjalanan waktu aku semakin terpesona padanya, mungkin kalian lihat kami sering berdebat , saling mengancam satu sama lain, ada kebencian di antara kami. Keras kepalanya membuatku gila. Aku mencoba mencari tahu apakah sekpriku punya pacar, , aku kaget ternyata dia kelincinya Gatot. Dari informasi yang saya dapatkan, Gatot sulit menikahi Ghea karena masalah kakak iparnya yang dititipkan almarhum kakaknya. " Dengan senyum sinisnya Galang meneruskan, “ Gal, kamu tahu Keenan adikku ? Ternyata dia juga jatuh cinta pada Ghea. Ghea ya
Dengan seijin Galang, pulang kantor Ghea membawa Sinar ke dokter yang merawat Sinar. Kedatangan mereka disambut dokter dengan gembira melihat Sinar mengalami kemajuan dalam berinteraksi. Setelah tanya jawab dengan Sinar dan Ghea, dokter menyarankan agar Sinar ikut terapis wicara. “ Apa penyebabnya dok sehingga Sinar bisa terkena disleksia?” tanya Ghea. “ Bisa faktor genetik, atau waktu dalam kandungan ibunya mengkonsumsi obat menggugurkan kandungan atau NAPZA.” “ Menurut psikolog yang saya rujuk ke pak Galang ternyata Sinar sering mendapatkan kekerasan dari ibu dan neneknya. Untung pak Galang cepat mengambil Sinar dari mertuanya. Tiga hari lamanya pak Galang merawat Sinar, sampai dia mengorbankan kantornya. Saya menganjurkan untuk terapi tapi ditolak pak Galang. Dia merawatnya sendiri, ada sih kemajuan tapi tidak signifikan, tapi saya lihat Sinar ada sedikit kemajuan.” “ Mm.. maaf ibu, sudah berapa lama ibu ibu menikah dengan pak Galang apakah ibu merawat Sinar ?” tanya dokter.
Galang memperhatikan Ghea yang masih tertidur di sampingnya. Ada keinginannya memotret gaya eksotis isterinya yang sedang tertidur, bagai anak kecil, kaki kirinya menempel di paha Galang tangannya menempel di dada Galang. Mulutnya terbuka dengan senyum kepuasan menampilkan lesung pipinya. Bulu matanya yang lebat, alisnya yang lebat , hidungnya yang mancung bertengger sangat estetik di wajahnya yang imut-imut menggemaskan. “ Isteriku seperti anak kecil yang manja , kalau sudah horny ..mmm… perlu teknik untuk mengendalikannya.” Bisik Galang, membetulkan rambut Ghea yang terjurai tak beraturan. Pelan-pelan mata Ghea terbuka, bulu matanya bergerak-gerak menghindari matahari yang masuk ke dalam kamar melalui vitrage tipis, “ Mas melihatku tidur? “ tanyanya dengan malu-malu. “ Hum… kau menggairahkan..” bisik Galang di telinga Ghea menggigtnya lembut. “ Menggairahkan?” tanya Ghea. “ Hum.. coba lihat kakimu menempel kuat di pahaku, tanganmu menempel di dadaku.” Kata Galang. “ Euhmmm. Pa
Sesuai request Sinar yang kepengin nasi goreng buatan mama, Ghea bangun pagi-pagi mempersiapkan nasi goreng ditemani mbak Marni. Dapur bersih di ruang makan terdengar kesibukan yang membuat Marni tersenyum. “ Mengapa tersenyum mbak?” tanya Ghea. “ Dapur kering ini kembali berfungsi ibu, “ bisiknya. “ Mbak Marni kalau masak di mana?” tanya Ghea. “ Di dapur bagian belakang bu, disini hanya untuk buat kopi , teh, susu dan jus. Sejak ibu.. maaf Yasmin tidak ada kami dilarang masak di sini.” Bisiknya sambil melihat ke arah pintu kamar tidur. “ Oh.. gitu ya..” jawab Ghea. “ Mbak Marni sudah lama kerja di pondok indah?” tanya Ghea. “ Sejak bapak dan ibu Yasmin menikah, saya kerja disini bu. Sudah hampir lima tahun.” Katanya lagi sambil merajang bawang Bombay. “ Mbak betah kerja disini?” “ Betah ibu, bapak itu orangnya baik, ngewongkan orang, tapi kalau sudah marah , apa saja bisa dibanting.” “ Mbak Marni pernah dibanting?” canda Ghea. “ Masyaallah bu.” Jawab mbaknya tertawa. Sete
Kehadiran Keenan dan ibu Sukma ke Pondok Indah membuat Galang gelisah sepanjang hari meskipun Ghea menyediakan tubuhnya untuk dilahap Galang habis-habisan. Keesokan harinya, di hari Minggu,setelah sibuk telepon ke sana ke mari, Galang mengajak Ghea ke kantor. " Ada yang harus aku amankan. " katanya lalu menelpon Galley dan Nyali. Ternyata kedua ponsel itu mengatakan sedang diluar jangkauan. Sampai di ruang kerjanya, Galang membuka brankas, “ Keluarkan semua isinya masukkan dalam tas ini.” Kata Galang. Ghea mengambil berkas, beberapa dokumen , uang dalam bentuk dolar, pound sterling dan yen tanpa dihitungnya, cek, bilyet , semuanya dimasukkan dalam tas besar yang telah disiapkan Galang. “ Nanti di rumah kita sortir , masukkan ke brankas di rumah.” Kata Galang. “ Ambil semua draf rancangan proyekku yang ada di mejamu dan mejaku. Cek di komputer apakah ada file yang berhubungan dengan proyek terutama rancangan proyek,jangan sampai ada yang tertinggal! “ perintah Galang. “ Mas….?”
Ghea memandang wajah Galang yang tegang ketika memeriksa beberapa dokumen yang diambil dari kantor. Sebagai sekretaris pribadi dia tahu isi semua dokumen , karena Galang mempercayakan semua dokumen penting padanya. Dibukanya masing-masing dokumen meletakkannya di meja kerja, menyediakan kopi dan pancake yang sempat Ghea buat tadi pagi. Sepintas wajah Galang terlihat bingung, mencari sesuatu di antara dokumen-dokumen, kemudian bernafas lega setelah apa yang dicarinya diketemukan , mencium dokumen , menaruhnya di tas kerjanya. “ Yang, besok kamu bawa tas kerjaku pada rapat direksi.” Kata Galang, mengunci tas kerjanya dengan nomor yang hanya mereka berdua yang tahu. Mengapa hidup ini penuh pencobaan. Aku baru merasakan kebahagiaan bersama Galang, entah apa yang akan terjadi besok pada rapat direksi, batin Ghea, merapikan dokumen yang telah diobrak abrik oleh Galang. Pikiran Ghea kembali melayang, semua manusia baik tua, muda , kaya miskin, terkenal tidak terkenal, pasti mengalami pen
Kepahitan hidup merupakan salah satu masalah yang sangat berbahaya dalam kehidupan manusia. Tidak jarang orang menjadi putus asa, menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan. Kepahitan hidup yang dialami Galang melalui proses panjang , awalnya bisa dilaluinya, sejak dia mengetahui bahwa dia anak haram, meskipun menoreh luka di hatinya, meskipun sempat menyalahkan ibunya mengapa ibunya mempertahankan kandungannya melahirkannya, Jika waktu itu dia digugurkan ibunya, masalah selesai. Kegagalan dalam perkawinannya, larinya Yasmin ke pelukan lelaki lain membuat luka baru menjadikan dia pribadi yang terkenal tidak bersahabat, kejam, sok berkuasa, sulit bagi Galang untuk mengintropeksikan dirinya. Saat ini dia dilecehkan , dihina lagi di depan dewan direksi, membuat luka lama kembali menganga. Setiap hari Galang meraung di kamar, membanting apa yang bisa dibanting, membentur kepalanya di dinding membuat Ghea ketakutan. Selama ini jika ada masalah dengan Galang, Ghea selalu memanggil