Share

47. Motif

Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. Membuat mas Haikal mengerucutkan bibirnya, seperti Pasya kalau sedang merajuk.

“Belum saatnya kalau cium bibir, Mas. Untuk sementara waktu aku mencium kening dan pipi kamu saja. Selebihnya nanti kalau kita sudah rujuk dan sah kembali sebagai pasangan suami istri, ok,” ucapku dengan senyuman.

“Ck, sebentar saja kenapa sih. Kamu juga tadi yang memancing aku. Gilirannya aku minta cium bibir langsung ditolak. Kamu sengaja ya kerjai aku tadi, Manda?” katanya yang membuat aku tertawa geli karena merajuk seperti anak kecil.

“Bukan, Mas. Aku nggak kerjai kamu tadi. Kalau yang tadi itu refleks saja aku lakukan, sebagai wujud rasa senang karena kondisi kamu cukup baik,” sahutku masih dengan tawa yang mengembang.

“Alasan.” Mas Haikal berkata sambil mencebikkan bibirnya dan wajahnya yang tertekuk.

“Sabar kenapa sih, Mas. Nggak sabar amat sih kamu ini. Nanti kalau kita sudah resmi jadi suami istri lagi, jangankan bibir yang aku berikan. Semuanya akan aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status