Share

92. Risiko Tak Kuat Iman

Haikal telah membuatku mati kutu. Aku sangat malu saat ini. Apalagi Amanda juga memperhatikan diri ini dengan tatapan menyelidik. Aku seperti seorang terdakwa yang sedang berada di kursi pesakitan peradilan. Kulirik Mira yang masih menundukkan wajahnya.

“Mir, sebaiknya kita bicarakan di rumah. Ini masalah pribadi kita, jadi jangan membahas di sini. Nggak enak dong masalah pribadi diumbar di depan orang lain,” ucapku dengan tangan yang terulur ke pundaknya. Kuusap pundak Mira hingga ke punggungnya.

“Nggak apa-apa di sini saja kita bahas dan selesaikan, Mas. Soalnya kalau nggak begini, kamu tetap saja mengejar perempuan itu, iya kan?” sahut Mira tanpa mau menatapku.

Deg.

Aduh, si Mira ini benar-benar deh. Masak mau selesaikan masalah di depan Haikal dan Amanda sih. Biarpun aku mengenal Haikal, tetap saja malu dong. Tapi, Mira tetap pada pendiriannya sehingga mau tak mau aku menurutinya.

“Ya sudah sekarang mau kamu gimana, Mir?” tanyaku lembut, berusaha membuat hatinya tenang.

“Aku mau k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status