Share

22. Rencana penjebakan

"Enggak, bukan karena itu---"

"Becanda, Sayang. Tegang amat mukanya?" Bu Sukoco berkelakar.

Ibu dari Devan itu merasa puas telah berhasil mengerjai calon menantunya.

Sementara Syakila menarik napas lega. "Syukurlah ... Saya kira Ibu tersinggung dengan ucapan saya."

"Enggak 'lah. Ibu bukan tipe mertua yang kayak di sinetron-sinetron itu kok." Diiringi kekehan sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Ibu ini, bikin saya jantungan saja."

"Maaf ya, Nak. Nanti kita lanjutkan di rumah saja, ya. Sekarang kita mampir ke minimarket duku. Ada yang mau Ibu beli."

"Iya, Bu."

Taksi online yang ditumpangi mereka pun berhenti sejenak.

"Kamu mau ikut Ibu atau tunggu di sini, Sya?" tanya Bu Sukoco ketika mau keluar dari mobil.

"Ikut, Bu. Siapa tahu Ibu butuh bantuan."

"Ya sudah, yuk kita keluar."

Mereka pun bersama-sama belanja membeli beberapa cemilan untuk dimakan di rumah nanti.

***

Di sebuah ruangan kerja, Devan tengah berkutat dengan layar monitor dan setumpuk berkas yang harus ia periksa.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status