Share

23. Posesif

Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan 23

"Halo ... Calon istri," bisik Devan tepat di telinga Syakila.

Gadis itu sedang berada di kursi teras sendirian.

Syakila yang tengah menunduk, terlonjak. "Mas Devan!"

"Hmmmm, apa kau merindukanku?"

"Hah?" Mata Syakila mengerjap heran. "Ap-apa? Maksudku, kapan Mas pulang? Kok saya gak dengar," imbuhnya kikuk.

"Sejak kamu fokus sama benda itu." Devan menunjuk ponsel Syakila dengan dagunya.

"Oh ... Eh, berarti sudah lama dong."

"Begitulah. Lumayan puas mandangin kamu."

Seketika Syakila tersipu.

"Eum, saya masuk dulu, Mas." Syakila pun beranjak dengan perasaan gugup masuk ke dalam, disusul kemudian oleh Devan di belakangnya.

Tanpa menunggu komando, Devan pun berjalan mensejajari gadis yang beberapa waktu lalu ia sematkan cincin di jari manisnya.

"Daddy ..." Aira berlari gembira menyambut ayahnya.

Devan merentangkan kedua tangannya bersiap menangkap tubuh mungil putrinya.

"Hai, Sayang. Bagaimana harimu?" sapa Devan sesaat setelah mencium gemas pipi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status