Share

#59 Jangan Bilang-Bilang

“Gimana aku bisa percaya kamu?”

Ben sedikitnya sudah menduga, Cantika meragukan ceritanya. Ia mengambil ponselnya, memijat layar sentuh itu sejenak sebelum menyalakan mode pengeras suara.

Cantika menatapnya bingung. Tetapi Ben mengangkat satu jari telunjuknya ke depan bibir, mengisyaratkan agar gadis itu tidak bersuara. Pada nada sambung ketiga, panggilan itu diangkat.

“Ada angin apa kamu nelepon aku?” ucap suara di seberang sana. Suara seorang wanita, sedikit melengking dan bernada sinis.

“Aku peringatkan kamu, jangan pernah ikut campur urusanku. Jangan pernah, sekali pun, menampakkan muka kamu di depan Mama Ana lagi.”

Alis Cantika terangkat sebelah ketika mendengar panggilannya merujuk pada ‘Mama Ana’. Kenapa Ben membubuhkan nama pada sebutan ibunya? Bukan mengatakan kata kepunyaan seperti ‘mamaku’. Apakah wanita bernama Viona sudah menyebut ibunya Ben dengan ‘mama’?

“Are you drunk?” dengkus wanita itu. “Nelepon aku tiba-tiba cuma buat omong kosong?”

“Ini bukan omong kosong. R
Lunetha Lu

Kira-kira kamu percaya gak sama Ben?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status