“Ya, perjanjian.”
Perlahan, Zavy kembali menoleh dengan pandangan penuh curiga. “Malam ini kau harus tidur dulu. Besok pagi baru kita bicarakan lagi.” Dia pikir, Vinna belum bisa mengontrol omongannya.BMW putih itu pun terus melaju pelan di jalanan yang sangat sepi. Karena jarak memang tidak jauh lagi, akhirnya mereka sampai lebih cepat. Zavy memapah Vinna agar bisa berjalan dari halaman menuju rumah.Di dalam rumah, Zavy memberikan segelas susu dan segelas air putih kepada Vinna sebelum dia memasuki kamar. “Maaf kamar satu itu tidak pernah terpakai, jadi kotor dan berdebu. Silakan kau tidur di kamarku saja. Biar aku tidur di sini, di ruang tamu.”“Biar aku saja yang tidur di sini, Zavy.”“Presdir mana mungkin pernah tidur di sofa. Cepat habiskan minuman mu, lalu tidurlah. Kamar mandi ada di dalam sana.”***Pagi harinya, ketika matahari sudah tampak dan nyaris tinggi, Vinna pun terbangun. Dia duduk di atas kasur, mengumpulkan nyawanya. Sembari mengucek matanya, dia mengawas sekeliling kamar tidur Zavy. Terlihat bersih dan rapi. Sebagaimana seorang mahasiswa, di meja belajar dan rak buku di sana setidaknya terdapat seratus buku bacaan.Di dinding ada poster pemain bola, tulisan kata-kata bijak, dan tidak ada foto wanita di dalam sini. Itu berarti bisa jadi Zavy tidak punya pacar saat ini. Bisa jadi. Tapi asumsi demikian belum bisa dipastikan benar karena mungkin saja foto wanita itu ada banyak di galeri ponsel.Vinna membersihkan wajah dan mulutnya di kamar mandi, setelah lumayan segar, barulah dia keluar dan menuju ruang tamu. Di sana, Zavy sedang sibuk berada di depan laptop. “Seharusnya aku masuk kuliah pagi, tapi barusan aku meminta materi dari teman sekelas, jadi bisa aku pelajari di rumah.”Vinna langsung duduk pas di hadapan Zavy. “Maafkan aku. Gara-gara aku, kau tidak berangkat kuliah.”“Tidak perlu dipermasalahkan. Lagi pula, aku tidak tahu apa bakal lanjut atau tidak.”“Zavy! Kau dua bulan lagi wisuda! Kau harus menyelesaikan kuliah mu!” cecar Vinna dengan alis yang bertemu. Ada seringai cantik di wajahnya.Zavy mengangkat bahunya sekali. “Aku mencari ilmu, bukan sekadar selembar ijazah dan sertifikat. Kalau memang tidak wisuda dan mendapat gelar, ya sudah mau diapakan lagi? Aku belajar bukan itu target pencapaianku. Aku butuh ilmu, pengalaman, relasi, dan pembentukan karakter.”Mendengar jawaban tersebut, Vinna lantas menghembuskan napas pendek. Dia pernah mendengar pernyataan yang senada di sebuah seminar pendidikan tetapi sulit untuk menerapkannya di dunia nyata. Namun, sekarang Vinna menyaksikannya.“Sarapanlah. Aku cuma punya roti dan keju. Kalau masih kurang, nanti kau bisa beli sendiri, mini market tidak jauh dari sini.”“Cukup. Terima kasih.” Setelah sarapan dan Zavy pun telah selesai belajar, barulah Vinna kembali membahas tentang perjanjian yang sempat mereka singgung semalam. Kembali Vinna menekankan bahwa dia tidak ingin menikah dalam waktu dekat dengan pria mana pun, terlebih menikah dengan Wayne Chad.Dia masih ingin hidup sendiri dan fokus dalam mengurus bisnis keluarga. Begitulah, Vinna tidak tomboi apalagi LGBT. Baginya, LBGT sangat najis dan tidak manusiawi.Namun, dia wanita jutek dan kalem. Terpenting baginya adalah impiannya dapat tercapai dan sebisa mungkin membahagiakan orang terdekat. Itulah prinsip yang telah dia tanamkan sejak dulu.Zavy tersentak heran. “Vinna, lantas kenapa kau mau menjadi istriku?”“Kan, hanya berpura-pura. Kita tidak serius menjalaninya, Zavy. Nanti, kita akan menikah sungguhan, tetapi kita menjalaninya dengan berpura-pura saja.” Vinna sangat serius, tidak ada pengaruh alkohol sama sekali kali ini.Masih belum bisa hilang keterkejutannya, Zavy kembali mengerutkan alisnya dan membelalakkan matanya. “Bagaimana bisa? Berpura-pura?”“Tentu saja bisa. Setelah acara pernikahan, kita akan tinggal bersama. Ya, aku mau tinggal di rumah sewa seperti ini bersama mu. Mungkin dalam beberapa bulan saja, tapi aku belum bisa memastikannya. Setelah situasi telah aman ....”“Lalu?”Vinna melengos dari tatapan tajam pria di hadapannya. “Entahlah. Sebaiknya, kita pikirkan dulu untuk sekarang saja terlebih dahulu.” Tidak berpikir panjang lagi, Vinna pun melanjutkan, nadanya begitu dingin. “Zavy, aku berjanji akan menyelesaian biaya kuliahmu sampai kau lulus dan aku juga akan membayar sewa rumah mu. Semua masalah mu akan kelar. Plus, kau tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk hari pernikahan kita nanti.”Deg!“Kau akan berpura-pura menjadi seorang investor kaya dari luar negeri. Bilang saja, kita sudah lebih dari tiga bulan menjalin hubungan dan akan memberikan suntikan dana ke perusahaan kami.”“Apa?” Zavy makin terbelalak, semakin kaget tak alang kepalang. “Kau masih mabuk, Vinna. Rencana mu tidak make sense, tidak masuk ke dalam nalar ku.” Zavy menegakkan bahunya. “Begini, perusahaan keluarga mu akan pailit dalam waktu dekat, apa pun alasannya, kecuali kalau kau bersedia menikah dengan Wayne Chad. Ingat, Charlton masih punya utang tujuh juta dollar. Lalu, Charlton juga butuh dana setidaknya tiga juta dollar lagi. Dari mana uang sepuluh juta itu?”Tidak ada jawaban. Hening.Hal yang ada di dalam benak Vinna adalah dia tidak menikah dengan Wayne Chad, itu saja. Tetapi dia tidak punya solusi lain. Ketika dia ingin menawarkan pinjaman ke bank atau berharap dana dari investor, semua tidak bisa terlaksana karena mereka tidak mau menggelontorkan dana pinjaman atau investasi ke perusahaan yang hampir bangkrut.Saat itulah isi kepala Vinna semakin carut marut, liar tak keruan arah. Jika saja dia diberi waktu selama enam bulan sampai satu tahun, dia sangat yakin bisa menyelesaikan semua permasalahan finansial keluarganya. Dia cerdas dan bisa diandalkan. Akan tetapi, waktu sangat mepet dan singkat. Dia tidak bisa bergerak hanya dalam waktu satu atau dua minggu saja.Tiba-tiba, Vinna menjerit histeris. “Aaaaagghhrrr!!!”Terkejut, Zavy berdiri dan langsung duduk pas di samping Vinna. “Tenangkan dirimu, Vinna.”Dan, Vinna menangis. “Aku tidak mau menikah dengan Wayne Chad dan aku pun tidak mau melepas jabatan Presdir.”Alasan kenapa dia mau menerima jabatan dan beban tugas berat itu karena keluarga dan kerabatnya yang lain tidak ada yang bisa diandalkan. Mereka bodoh, korup, dan jahat hati. Oleh karena itu, Vinna mengorbankan dirinya agar perusahaan tersebut bisa bangkit dan maju. Langkah Vinna sudah tepat dan bijak, hanya saja kebaikannya malah diperalat oleh keluarga dan kerabatnya sendiri.Melihat kesedihan dan kepahitan hidup wanita tak berdosa ini, lantas Zavy pun tersentuh hatinya, lalu dia berkata dengan lembut, “Baiklah, aku bersedia mengikuti apa yang kau inginkan walaupun aku sangsi kalau semua masalahmu dapat terselesaikan dalam waktu dekat.”Vinna mengangkat wajahnya. “Setidaknya, aku tidak menikah dengan tua bangka itu!”Deal!Vinna barusan telah mentransfer lima ribu dollar. Dengan uang tersebut Zavy bisa melunasi semua biaya kuliah dan sewa rumah yang menunggak. Selain itu, Vinna juga memberikan uang sebanyak sepuluh ribu dollar lagi kepada Zavy.“Sebagian untuk biaya pernikahan dan sebagiannya lagi dana pegangan mu, Zavy.”Sebagai karyawan biasa-biasa saja, Zavy biasa menerima upah per bulan kisaran antara tiga ratus sampai lima ratus dollar saja dan uang tak seberapa itu tentu tidak bakal bisa menjadikannya pria kaya yang memiliki rumah dan mobil pribadi.Lima belas ribu dollar yang baru saja masuk merupakan berkah tersendiri baginya. Setidaknya butuh waktu tiga puluh bulan baginya untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Kini, masalah hidupnya pun terselesaikan."Sore ini akan ada acara penting di bisnis keluargaku. Kau harus datang dan berbicara di hadapan mereka, Zavy!"Siang harinya, Vinna pulang ke rumahnya, sedangkan Zavy menemui pemilik rumah sewa dan menyerahkan uang sewa. Setelah itu, Zavy me
“Aku suka gaya bertarungmu, Anak muda!” puji Marvin Rock.Mengejutkan, Zavy tercengang saat melihat pria terkaya itu telah berdiri pas di sampingnya. Zavy tahu sosok Marvin Rock. Siapa yang tidak tahu dengan pendiri dan pemilik The Rock Holding Company itu?Zavy cuma bisa tersenyum kaku saat mendapatkan pujian dari sang idola dan panutannya. “Aku bukan siapa-siapa, Tuan. Tidak ada yang spesial dariku.”‘Kau juga tidak suka pujian. Aku yakin, kau adalah orangnya’. Marvin Rock menatap Zavy cukup lama, memperhatikan setiap detail wajah Zavy. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, alisnya yang cukup tebal dan agak melengkung, dagunya yang belah, dan tirus. ‘Aku seperti melihat diriku pas masih muda’Di usianya yang sangat dewasa, wajah Marvin Rock tak tampak muda lagi, tampak kerutan halus menggelayut di sekitar wajahnya. Dia terlalu banyak melewati masalah berat dan pelik, serta satu problem besar yang hingga saat ini masih juga belum terpecahkan. Lebih dari dua puluh tahun lamanya
Seperti pada dua acara perayaan sebelumnya, di mana bisnis Keluarga Charlton masih terlunta-lunta, maka Tuan Luis Charlton terpaksa menyelenggarakan acara ini di sebuah mini ballroom hotel murah. tamu yang hadir pun tidak lebih dari seratus orang. Sebagian dihadiri oleh para anggota Keluarga Besar Charlton dan sebagian lagi dihadiri oleh teman dekat dan rekan bisnis.Dulu, ketika Tuan Luis Charlton masih muda dan gagah, di hari Anniversary pertama, dia mengadakan acara di hotel bintang lima dan dihadiri lebih dari lima ratus orang, terdiri dari pejabat pemerintah, para konglomerat, artis, dan orang-orang besar lainnya. Namun, kini dia tidak sanggup mengundang mereka semua karena sejumlah alasan.Alasan terbesarnya tentu saja perusahaan yang dia dirikan dua puluh lima tahun lalu ini nyaris bangkrut. Luis Charlton sangat malu. Kalau tahu begini, dia tidak asal menyerahkan tampuk kepemipinan kepada Ferdy. Hasilnya sangat kacau. Dan sekarang, dia pun tidak tahu kira-kira apakah Charlton Pr
Ferdy, Shane, dan Edward secara bergantian menjelaskan alur dan langkah yang bakal mereka tempuh. Jika Charlton Property Group ingin selamat, Keluarga Charlton harus menerima kehadiran Wayne Chad pada hubungan kekeluargaan mereka.“Wayne Chad sudah melamar Vinna, Ayah. Utang lama keluarga kita akan diberikan kelonggaran dalam pembayarannya serta kita juga akan mendapatkan dana pinjaman baru sebesar tiga juta dollar. Uang tersebut akan kita gunakan untuk menyelsaikan satu proyek baru.”Semua mata pun tertuju kepada Vinna.Secara terang-terangan Vinna menolak usulan tersebut. “Kakek, aku tidak mau menikah dengan Wayne Chad. Apa Kakek tega melihat aku menderita?” Vinna menyilangkan tangan di dada seraya membuang pandangannya ke arah lain.Luis Charlton sangat menyayangi dan mengagumi cucu kesayangannya itu. Dia pernah tiga kali ingin menjodohkan Vinna dengan seorang pria yang tampan dan kaya, tetapi ketika Vinna menolaknya, dia tidak pernah memaksakan kehendak Vinna.Saat anggota keluarga
Masih terengah, Wayne Chad mencoba berbicara, “Aku mendapat undangan spesial dari Ferdy, katanya aku akan duduk di kursi bagian depan, tidak jauh dari pihak tuan rumah.” Wayne Chad, atau bisa dipersingkat menjadi WC, menerbitkan senyuman lebar yang begitu tidak enak dipandang. Jika saja bukan orang kaya, lalat pun malas menyentuh kulit tubuhnya. Fisik dan penampilannya tidak mencerminkan bahwa dia merupakan orang kaya. Dia orang kaya yang tidak peduli terhadap tubuh dan pakaiannya.Bisa jadi karena terlalu banyak makan uang riba, wajahnya seperti bopeng sehabis terkena air keras. Jelas itu bukan kerutan karena penuaaan, tetapi memang alam tidak mengizinkannya menjadi pria tampan yang sedap dilihat. Melihatnya sekilas, orang langsung jijik. Selain itu, Wayne Chad kabarnya menderita AIDS. Namun kabar tersebut dia tolak secara terang-terangan padahal karena dia kaya, dia bisa menutupi mulut berbagai media dan pers agar tidak pernah mengangkat berita yang sangat memalukan itu.Banyak ka
Semua mata orang di sekitar sana pun tertuju kepada sosok Zavy.Di hadapan semua orang, Vinna mendekap lengan Zavy dan menempelkannya ke tubuhnnya. “Perkenalkan, dia Zavy. Pria muda, tampan, investor kaya raya. Kami sudah beberapa bulan ini menjalin hubungan. Sekarang, baru aku bisa memperkenalkannya kepada kalian.”Mereka terpana, tanpa terkecuali.Setahu Ferdy dan juga lainnya, Vinna tidak pernah punya kekasih apalagi telah dianggap sebagai calon suami, tetapi mengejutkan, tiba-tiba saja pria itu datang. Mereka terkejut, masih tak percaya.Biji mata Wayne Chad tergelohok lebar seperti mau meloncat, mulutnya menganga, tatapannya melongo heran. “Ap-apa?” gumamnya. Dia adalah orang pertama yang buka suara. Dia menoyor bahu Ferdy seraya berkata, “Ferdy, bagaimana kau ini?! Katamu, anak mu masih gadis, jomblo, perawan. Kenapa dia sekarang malah bawa calon suami?”Ferdy melebarkan putih matanya, meyakinkan bahwa apa yang dia saksikan sekarang memang nyata, bukan imajinasi aneh. Dia mendeka
Mengagetkan, Wayne Chad tercengang saat mendengarkan omongan pedas tadi. Tidak terima, dia maju satu langkah dan berkata tajam. “Aku sudah hampir tiga puluh tahun mengurusi uang. Dan aku yakin usiamu saja belum sampai tiga puluh. Kau belum lahir, aku sudah tahu tentang uang, Bocah.” Wayne Chad menatap nyalang dan napasnya melenguh seperti badak mau menyeruduk.Jika Luis Charlton dan Ferdy Charlton saja tidak berani adu mulut apa lagi sampai membentak dia, lantas kenapa bocah itu berani-beraninya bicara keras seperti itu, di hadapan banyak orang pula? Siapa Zavy sebenarnya?Pusat perhatian Keluarga Charlton dan beberapa tamu di sekitar sana kini mengarah ke Wayne Chad dan Zavy. Semua orang di dalam gedung ini tahu Wayne Chad, tetapi mereka tidak tahu siapa pemuda tampan yang memakai tuxedo rapi dan wangi di sebelah Vinna itu.Luis Charlton masih menyimak, menilai seseorang berdasarkan cara bicaranya. Jika dia melihat cara bicara Zavy yang begitu percaya diri, dia yakin bahwa Zavy memang
‘Kurang ajar!’ damprat Wayne Chad dalam hati. Wajahnya semakin menyeringai namun karena tidak ada satu pun orang yang membelanya, rasa malu mulai naik dari dada menuju wajahnya. Dia mengedarkan pandangan dan memperhatikan sekitar, tidak ada satu pun orang yang membelanya.Untuk semakin menaikkan ketegangan, Vinna bertanya kepada Zavy tetapi matanya ke arah kakeknya. “Sayang, kau punya saham di perusahaan mana saja. Tolong sebutkan satu saja.”“MR-25 Company.” Satu nama yang terbersit di benak Zavy adalah salah satu perusahaan milik Keluarga Rock. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang menjadi impiannya sejak dulu, dia sangat menginginkan bisa bekerja di sana setelah tamat kuliah nanti.Vinna berdecak kagum. “Wow! Kau termasuk salah satu investornya, sayang? Luar biasa! MR-25 Company merupakan perusahaan pertambangan skala internasional di mana value-nya selalu mengalami peningkatan. Hebat. Itu baru satu lho.”Luis Charlton menerbitkan senyum terbaiknya. Jika dia memperhatikan se