Share

Rambut Belum Kering

Aku tak bisa membayangkan semerah apa wajahku saat ini. Ketika Mama dan Bik Minah secara terang-terangan meledek melalui ekspresi dan tatapan mereka.

"Eum … ada yang bisa dibantu nggak, Ma?" tanyaku mencoba mengalihkan pembahasan. Tak ingin Mama dan wanita paruh baya yang selama ini telah kuanggap menjadi ibu kedua dalam hidupku, terus memfokuskan pandangan pada ….

Rambutku yang memang belum sepenuhnya kering. Ah, bukankah ini sangat memalukan?

Mama menggeleng pelan sambil mengukir senyum menanggapi pertanyaanku.

"Nggak ada, Sayang. Kalau saran Mama … lebih baik kamu istirahat, dulu, deh, sambil nunggu sarapan siap," ujar wanita yang melahirkanku. Terdengar sangat lembut dan sangat menyejukkan.

"Tapi, Ma—."

"Mama tau, loh, kamu kurang tidur. Lihat aja, kantung mata sampai hitam begitu," balas Mama terlihat santai saat menatapku.

Bik Minah yang tengah menggoreng ikan asin, terkekeh kecil. Membuatku kembali didera perasaan malu yang tak berkesudahan.

"Oh … yaudah, deh, Indah … naik ke a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status