Share

Bab 12. Pemaksaan.

Aku memijit kening yang terasa berat. Jujur, meski aku sudah berusaha untuk fokus rasanya tetap saja gagal. Berkas, angka-angka dan kerjaan yang menumpuk sama sekali tak bisa mengalihkan konsentrasi yang terpecah.

Galau! Aku sedang galau.

Kondisi hatiku yang tidak terlalu bagus ini semua diakibatkan karena kepikiran Athar. Tak bisa dipungkiri dari mulai omongan hingga ekspresinya saat tadi meninggalkan ruang meeting bersama manajer cantik itu membuat perasaanku gundah.

Wajahnya yang tampak dingin dan semua sikapnya yang berubah membuatku merasa bersalah dan cemburu. Dia tak lagi memanggilku menyapa dengan ramah, seperti ingin menunjukan kalau dia marah.

Oalah! Ruwet! Ruwet!

Kenapa aku jadi frustasi sendiri? Bukankah ini keputusanku untuk menolaknya?

"Nia?"

Di tengah-tengah konflik batin yang sedang kualami, tiba-tiba ada panggilan yang mengarah ke padaku.

Aku terperangah, seperti dibangunkan dari lamunan. "Eh, ya apa?" tanyaku kaget pada Danil. Dia adalah teman satu timku.

"Kamu ditun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status