Share

Bab 22 Tertangkap Basah

Aku sudah membereskan barang-barangku ke dalam koper. Kuputuskan untuk pergi saja dari rumah Pak Fikri.

Aku berjalan mengendap-endap menuju ke depan rumah saat benda bundar yang menempel di dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Aku yakin kalau Pak Fikri sudah lelap dalam tidurnya.

"Kamu mau kemana, Al"

Tiba-tiba suara bariton mengejutkan jantung. Aku membeliak terkejut dan seketika menunda niatku membuka pintu utama.

"Pak Fikri!"

Aduh bagaimana ini. Mengapa Pak Fikri tiba-tiba ada di situ. Bagaimana kalau dia bisa menebak niatku yang hendak kabur.

"Kok diam saja, kamu mau kemana?" Dia bertanya lagi padaku dengan melayangkan tatapan nanar penuh selidik.

"Bawa koper segala. Kamu mau minggat?" Benar saja Pak Fikri bisa menerka niatku.

"Tidak kok, Pak," bantahku walau sedikit gugup.

"Lalu mau Kamana?" tanyanya lagi. Aku kembali diam karena bingung harus menjawab apa.

"Kembali ke kamar kamu sekarang!" Perintahnya dengan tegas. Lagi-lagi aku menurut. Tatapan Pak Fikri yang tajam memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status