Share

37 meminta belas kasih

Pagi hari ini kusambut dengan keceriaan. Setelah statusku berubah, kurasa tak boleh lagi ada kesedihan. Apalagi yang harus jadi alasan? Mau liburan? Tinggal pergi. Mau perawatan? Tinggal go. Mau apapun tinggal telepon, tinggal petikan jari, langsung sekejap ada di hadapan.

Langkah kaki dengan santai menuruni anak tangga yang jumlahnya lumayan banyak. Sedikit memutar pula.

Terlihat dari kejauhan Bi Atun sudah datang dan berjalan ke arah tangga. Dia belum melihatku karena tatapannya fokus ke lantai sambil jalan. Mungkin takut tersandung. Berbeda denganku kalau berjalan kepala ini melenggak-lenggok dan tak menatap kaki berjalan. Kalau di fikir-fikir, kata si Feri aku benar-benar terkesan angkuh. Tapi itu memang kebiasaanku.

"Eh, Si Non!" Bi Atun terkejut karena sejak tadi jalan menunduk. Saat kakinya mulai menaiki tangga seperempat bagian, dia hampir menabrakku.

"Bi, ada apa? Mau kemana? Cucian kotor udah di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status