Share

105. Ibu dan Anak

Atira mendengar keributan di luar. Ia pun segera membuka matanya perlahan. “Silau!” ucapnya pelan sambil mengerutkan keningnya. Beberapa kali ia mengerjapkan mata sampai akhirnya kembali gelap yang ia lihat. “Hemmmh, aku hampir lupa kalau aku hanya melihat gelap,” ucap Atira pelan. Ia pun menghembuskan nafasnya, merasa bahwa dirinya kembali tersadar dengan keadaan saat ini.

Atira duduk perlahan. Ia meraba kasur yang ia tiduri. “Ini kok, bukan rumah sakit,” tukasnya sambil terus meraba-raba kasur tempat tadi ia terbaring.

“Rumah dokter Fajar... kah?” tanyanya bermonolog.

Atira pun bangkit dari tempat duduknya dan mulai berjalan perlahan, namun ia tersungkur karena ia tak menyadari bahwa tangannya terpasang selang infus. Bahkan, ia menubruk tiang infus yang bertengger di samping ranjang queen di kamar tamu rumah dokter Fajar.

Brakkk...

“Aww, sakit!” keluh Atira sambil memegang pergelangan tangannya yang kini terlepas dari jar um infusnya. “Ya Allah, air,” keluhnya sambil menci
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status