Share

106. Pembicaraan

Atira terpaku, seolah ia hanya berupa mannequin yang dikagumi seorang customer karena kecantikannya dalam mengenakan baju yang sedang diincar.

Pak Syahid mengikuti istrinya, kemudian meraih bu Mira dan Atira ke dalam satu pelukannya. Ia pun tergugu tanpa henti.

“Maaf, maaf ayah karena baru tahu hal ini. Maaf!” kembali ia terisak dengan sangat lemah.

Tanpa sadar, Salim yang memiliki perawakan seperti atlet binaragawan pun menitikkan air matanya. Bahkan, bu Nurul pun ikut haru dan menangis sampai bersuara.

Sinta yang kembali lagi dengan nampan kesehatan pun hanya bisa terbengong saat melihat pemandangan di hadapannya, sebelum akhirnya ia sadar bahwa pasien harus dibantu menghentikan darah yang mungkin masih menetes keluar.

“Maaf, tapi saya harus perban dulu luka pasiennya!” ujar Sinta sambil berdiri tepat di belakang pak Syahid.

“Ah, ya. Silakan!” kata Pak Syahid Seraya menyingkir dari dekat Athira. Begitupun dengan bu Mira, ia segera menyingkir dan memberi ruang untuk Sint
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status