Share

113. Kepanikan

“Mama, lihat Davin! Mama...! Mama kenapa enggak lihat Davin? lihat sini! Mama, Davin di sini!” pinta Davin dengan menangis tersedu-sedu. Ia pun menggoyang-goyangkan tangan Atira seperti pacuan kuda.

Atira terdiam dalam tangisnya. Sungguh, ia pun ingin melihat anaknya seperti apa, tapi ia tak bisa. Bahkan, untuk mengingat bahwa Davin anaknya pun, ia belum bisa.

“Davin Sayang, sudah ya Nak!” pinta pak Suwardi sambil memeluk cucu sambungnya itu.

“Habis ini, kita akan obati mama ke tempat yang jauh, yang paling bagus, yang paling mahal. Davin mau temenin Mamah berobat? Daffa juga?” tanya bu Mira sambil mensejajarkan tinggi badan dengan kedua bocah tersebut dengan bertumpundi atas kedua lututnya.

Bocah yang usianya hampir 8 tahun itu pun tak berontak. Justru berhambur ke pelukan bu Mira yang baru ia temui di ruangan ini.

“Sudah, kita harus secepatnya mempertemukan Athira dengan Zafran, ya!” pinta pak Suwardi yang membuat mereka semua beringsut dari tempatnya masing-masing.

“Diman
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status